SEJARAH DAN ALIRAN BESAR DALAM SOSIOLOGI
- pendahuluan
sosiologi pendidikan memang merupakan disiplin ilmu yang
relatitif baru, berkembang diawal abad ke 20 dan mengalami hambatan dalam
perkembangannya, karena dianggap dapat dipelajari atau merupakan salah satu sub
dalam pembahasan sosiologi.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan social antar sesame manusia ( individu dan individu ), antar individu
dan ide-ide social ( Siti Waridah dan J. Sukardi, 2001:4 ).
- Latar belakang pertumbuhan sosiologi
Sejak manusia dilahirkan di dunia ini, secara sadar
maupun tidak, sesungguhnya ia telah belajar dan berkenalan dengan
hubungan-hubungan social yaitu hubungan antara manusia dalam masyarakat.
Hubungan sosial out dimulai dari hubungan antara anak dengan orang tua kemudian
meluas hingga ketetangga ( Abdul Syari, 1995:12).
Dalam hubungan sosial
tersebut terjadilah proses pengenalan dan proses pengenalan tersebut mencakup
berbagai budaya, nilai, norma dan tanggung jawab manusia, sehingga dapat
tercipta corak kehidupan masyarakat yang berbeda-beda dengan masalah yang
berbeda pula.
Sosiologi ini
dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari itu dia dikenal sebagai bapak sosiologi,
ia lahir di Montpellier
tahun 1798. ia merupakan seorang penulis kebanyakan konsep, prinsip dan metode
yang sekarang dipakai dalam sosiologi berasal dari Comte. Comte membagikan
sosiologi atas statika social dan dinamika social dan sosiologi mempunyai
cirri-ciri sebagai berikut:
1. Bersifat empiris yaitu didsarkan pada observasi dan
akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2. Bersifat teoritis yaitu selalu berusaha menyusun
abstraksi dan hasil observasi.
3. Bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi
dibentuk berdasarkan teori yang ada kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus
4. Bersifat nenotis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk
suatu fakta tertentu tetapi untuk menjelaskan fakta tersebut.
Comte mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan
manusia mesti melalui tiga tahapan perkembangan teori secara berturut-turut
yaitu keagamaan atau khayalan, metafisika atau abstrak dan saintifik atau
positif ( Soekadijo, 1989:4 ).
Setelah selesai
perang dunia II, perkembangan masyarakat berubah secara drastis dimana
masyarakat dunia mengingnkan adanya perubahan dalam menyahuti perkembangan dan
kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku lembaga pendidikan. Oleh karena
itu disiplin sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam dimunculkan kembali
sebagai bagian dari ilmu-ilmu penting dilembaga pendidikan ( Muhyi Batu bara,
2004:5 ).
- Aliran-aliran pemikiran dalam sosiologi
1. Struktural fungsionalis
Aliran ini lahir di Amerika latin dan menyebabkan
terbentuknya teori-teori ( Dun Can Mitchell, 1984:9 ). Suatu teori pada
hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan
fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan suatu yang dapat
diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris.
Bagi seseorang yang
mempelajari sosiologi maka teori-teori tersebut mempunyai beberapa kegunaan
antara lain:
A.
Suatu teori atau beberapa teori
merupakan ihtisar daripada hal-hal yang telah diketahui dan diuji kebenarannya
yang menyangkut obyek yang dipelajari sosiologi.
B.
Teori emberikan
petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang
memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi.
C.
Teori berguna untuk lebih
mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi (
Soejono Soekanto, 1982:24 ).
2. Aliran analitis
Aliran ini lebih mengarah kepada masalah-masalah
pembangunan yang praktis. Maslahnya mengenai tradisi penelitian yang berangkat
dari perspektif makro ( kehidupan manusia dalam masyarakat secara umum ) yang
melibatkan factor-faktor keterangan pembangunan jangka panjang dan didasarkan
atas gagasan dan paham ahli-ahli sosiologi klasik. Karena sosiologi mempelajari
peristiwa kehidupan masyarakat secara menyeluruh, yaitu tidak hanya menyangkut
struktur dan proses social secara obyektif, melainkan juga menyangkut berbagai
aspek kehidupan masyarakat seperti, perekonomian, hukum, kejahatan dan
lain-lain.
3. Aliran
modernisasi internasional
Aliran ini pada tahun lima puluhan dan enam puluhan mengalami zaman
perkembangannya dan sosiologi terapan yang ada hubungannya dengan itu, tidak
mengenal spesialisasi regional, akan tetapi lebih memusatkan perhatiannya
kepada tingkat mikro ( mempelajari masyarakat secara khusus ) dan mencari
keterangan untuk proses-proses jangka pendek dan menengah. Menurut
penelitian-penelitian yang dilakukan di desa-desa, di regio dan di perkampungan
kota-kota di tingkat mikro.
Dalam penelitian tersebut terlihat perbedaan-perbadaan
dalam empelajari sosiologi pembangunan yaitu mengenai sampai seberapa jauh para
peneliti itu melibatkan diri dengan masalah penerapan pengetahuan untuk
keperluan menentukan kebijaksanaan pembangunan. Penelitian di tingkat mikro
memang lebih cocok untuk diterapkan daripada kedua variasi lainnya.
Sosiologi pembangunan ini berasal dari struktural-fungsionalisme.
Dari perubahan-perubahan social yang terjadi menimbulkan proses deferensisasi structural.
Diferensiasi adalah suatu proses di mana sebuah peranan atau organisasi pecah
menjadi dua peranan dan organisasi atau lebih, yang berfungsi lebih efektif
dalam keadaan historis yang telah berubah, seperti dalam pembagian kerja.
4. Aliran positivistik atau positivisme
Comte ialah pendiri sekaligus tokoh terpenting bagi
positivistik. Positivistik disebut juga paham emperisisme-kritis, bahwa
pengamatan dengan teori berjalan seiring. Bagi Comte pengamatan tidak mungkin
dilakukan tanpa melakukan penafsiran atas dasar sebuah teori dan pengamatan
juga tidak mungkin dilakukan secara terisolasi, dalam arti harus dikaitkan
dengan suatu teori.
Positivistik
menurut Comte ialah sesuatu yang berguna untuk diketahui, lawan positivistik
bukanlah suatu yang negatif melainkan spekulatif atau metafisika ( Harry
Hamersma, 1992:55 ). Positivistik menganggap hokum ditentukan oleh pokok
persoalannya. Dua tipe pokok positivistik dalam teori hukum ialah positivistik
analitika, dan fungsional atau prakmatis.
Aliran-aliran
pemikiran tersebut di atas selalu diidentikkan dengan karya dari penemu-penemu
terkenalnya, adalah merupakan suatu tanda kebanggaan akademik juga di dalam
disilin lain selain sosiologi untuk dapat menarik pengikut-pengikut dan untuk
dianggap sebagai penemu suatu aliran pemikiran baru.
KESIMPULAN
Sosiologi ialah pengetahuan yang mempelajari hubungan
sosial antara sesame manusia ( individu dan individu ), antara individu dengan
kelompok, serta sifat perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga dan ide-ide
sosial.
Latar belakang
timbulnya sosiologi pendidikan ialah disebabkan karena masyarakat mengalami
perubahan sosial yang cepat. Perubahan sosial itu menimbulkan cultural lag.
Cultural lag ini merupakan sumber masalah sosial dalam masyarakat. Masalah
sosial itu di alami oleh dunia pendidikan. Lembaga pendidikan tidak mampu
mengatasinya kemudian ahli sosiologi menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk
memecahkan masalah itu, maka lahirlah sosiologi pendidikan.
Aliran-aliran besar
dalam sosiologi antara lain yaitu struktural fungsionalis, analitis,
modernisasi international, positivistik.
DAFTAR PUSTAKA
Berry, David. 2003. Pokok-pokok
pokoran dalam sosiologi. Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada.
Batu bara, Muhyi. 2004. Sosiologi pendidikan. Jakarta: PT. Ciputat Press.
Hamersma, Harry. 1992. Tokoh-tokoh filsafat modern. Jakarta:PT. Gramedia.
Mitchell, Duncan.
1984. Sosiologi suatu analisa sistem sosial. Jakarta:Bina Aksara.
Soekadijo. 1989. Tendensi dan
tradisi dalam sosiologi pembangunan. Jakarta:PT.
Gramedia.
Syari, Abdul. 1995. Sosiologi dan perubahan masyarakat. Jakarta:Pustaka Jaya.
Soekanto, Soejono. 1982. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta:CV. Rajawali.
Waridah, Siti dkk. 2001. Sosiologi. Jakarta:Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar